"ji
yeon-ssi. Apa kau ada dirumah?" seorang namja bernama donghae sedang
menelpon seseorang dibawah pohon yang tertutup salju. Sudah sangat
malam. Dan dia sengaja keluar tengah malam. Karena jika ia terlihat oleh
fans, fans yang melihatnya akan mengganggunya.
"mianhae oppa. Aku tidak ada dirumah." jawab seorang yeoja diseberang sambungan telepon.
"kenapa akhir-akhir ini kau tidak ada di rumah Ji Yeon-ssi?" tanya Donghae dengan wajah memelas.
"mianhae oppa. Aku tidak bisa memberitahumu. Neomu..neomu mianhhae." jawab Ji Yeon lagi.
"ah.. Gwaenchanaeyeo..." belum selesai Donghae berkata, tiba-tiba terdengar suara batuk hebat di seberang telepon.
"Ji Yeon-ssi. Gwaenchana?" tanyanya dengan nada khawatir, ia khawatir sekali dengan keadaan kekasihnya itu.
"ne oppa. Gwaenchanaeyo." jawab Ji Yeon masih terbatuk.
"Ji Yeon-ssi jangan sungkan untuk meneleponku jika ada apa-apa ya?" ucapnya sungguh-sungguh.
"ne oppa. Gomawoyo."
"yasudah. Pergi tidur sekarang. Sudah sangat malam. Kajja ! Na neol saranghae Ji Yeon-ssi"
"Ne oppa. Na do saranghae." jawab Ji Yeon sambil memutus telepon.
---
"Ji Yeon-ssi ayo makan. Agar kau cepat sembuh." ucap Taeyeon, kakak Ji Yeon.
"aniyo onnie. Aku tidak lapar." tolak Ji Yeon.
"Ji Yeon-ssi, bagaimana kau mau cepat sembuh kalau kau seperti ini. Ayolah makan. Sedikitt saja." ucap Taeyeon memelas.
"arraseo." ucap Ji Yeon mengalah.
"onnie, apa aku bisa meminta pertolonganmu?" tanya Ji Yeon setelah menelan sesuap bubur yang barusaja disuapkan Taeyeon kemulutnya.
"keureo. Waeyo?" tanya Taeyeon sambil mengerjapkan mata bahagia.
"tolong, jangan kau beritahu penyakitku ini ke Donghae oppa." ucap Ji Yeon, seonggok air terbendung di pelupuk matanya.
"waeyo saeng?" tanya Taeyeon terheran.
"gwaenchana, aku hanya tak mau dia khawatir dengan keadaanku. Apalagi sebentar lagi Super Junior akan show ke Singapore. Aku takut dia tidak konsentrasi bekerja karenaku." bendungan itu roboh dan air itu membanjiri wajah Ji Yeon yang tanpa celah.
"arraseo." jawab Taeyeon memeluk dongsaeng satu-satunya.
---
"Ji Yeon-ssi. Bangunn !!! " teriak Taeyeon sambil mengguncangkan tubuh Ji Yeon. Ji Yeon hanya terbaring lemah seperti tak bernyawa diatas tempat tidur.
---
"Donghae-ssi. Kau sedang sibuk? Ini aku Taeyeon." ucap Taeyeon kepada Donghae lewat sambungan telepon.
"aniyo. Waeyo noona?" tanya namja itu sambil tersenyum.
"Ji Yeon-ssi tak sadarkan diri, sepertinya dia koma." jawab Taeyeon menangis.
"mwo?? Aku akan kesana noona. Ada di rumah sakit mana kalian?" tanyanya sambil menyambar jaket di atas sofa.
"Donghae-ssi mau kemana kau??" teriak Leeteuk. "latihan belum selesai !!" lanjutnya lagi. Donghae tak menghiraukan teriakan Leeteuk. Dia hanya berlari menuju tempat parkir.
---
"Ji Yeon-ssi kenapa kau tidak pernah menceritakan ini kepadaku?" tanya Donghae mengelus rambut Ji Yeon yang terbaring lemah dikasur.
"mianhae oppa. Aku takut akan mengganggu pekerjaanmu." ucap Ji Yeon dengan suara nyaris tak terdengar.
"aku kan sudah pernah bilang. Jangan sungkan untuk meminta pertolonganku." ucap Donghae.
"aku hanya takut akan mengganggumu oppa. Kau kan sebentar lagi akan terbang ke Singapore." jawab Ji Yeon.
"gwaenchana Ji Yeon-ssi." ucap Donghae lagi.
"aah.. Oppa aku ingin memberikan sesuatu kepadamu." ucap Ji Yeon sambil membuka laci samping tempat tidurnya. Dan menarik sebuah amplop.
"apa itu?" tanya Donghae heran.
"ini. Kau harus berjanji dulu kepadaku." ucap Ji Yeon mengacungkan Amplop itu di depan wajah Donghae.
"arraseo. Cepat katakan apa ituu." ucap Donghae mencubit pipi Ji Yeon.
"sakitt." ucap Ji Yeon mengelus pipinya yang dicubit Donghae tadi. "ini hanya boleh kau buka saat aku sudah benar2 tidak ada." lanjut Ji Yeon lagi.
"mwo?? Kenapa kau harus berkata seperti itu? Kau pasti bisa sembuh." ucap Donghae lagi.
"berjanjilah." Ji Yeon mengangkat jari kelingkingnya, tak kunjung di sambut dengan Donghae. Akhirnya Ji Yeon menarik tangan Donghae dan mengaitkan kelingking Donghae ke jari kelingkingnya.
Suara dering telepon menggema di ruangan itu. Handphone Donghae berdering.
"yeobseo? Aahh.. Arraseo. Aku akan segera kesana."
"Ji Yeon-ssi berjanjilah akan sembuh. Aku tidak akan membuka amplop ini. Sekarang aku harus pergi. Besok aku harus berangkat ke Singapore. 3hari lagi aku menemuimu." ucap Donghae sambil mengecup kening Ji Yeon.
Ji Yeon hanya menatap Donghae sedih.
"oppa pergi dulu. Berjanjilah akan sembuh." ucap Donghae sebelum menhilang dibalik pintu.
"mianhae oppa. Aku tidak ada dirumah." jawab seorang yeoja diseberang sambungan telepon.
"kenapa akhir-akhir ini kau tidak ada di rumah Ji Yeon-ssi?" tanya Donghae dengan wajah memelas.
"mianhae oppa. Aku tidak bisa memberitahumu. Neomu..neomu mianhhae." jawab Ji Yeon lagi.
"ah.. Gwaenchanaeyeo..." belum selesai Donghae berkata, tiba-tiba terdengar suara batuk hebat di seberang telepon.
"Ji Yeon-ssi. Gwaenchana?" tanyanya dengan nada khawatir, ia khawatir sekali dengan keadaan kekasihnya itu.
"ne oppa. Gwaenchanaeyo." jawab Ji Yeon masih terbatuk.
"Ji Yeon-ssi jangan sungkan untuk meneleponku jika ada apa-apa ya?" ucapnya sungguh-sungguh.
"ne oppa. Gomawoyo."
"yasudah. Pergi tidur sekarang. Sudah sangat malam. Kajja ! Na neol saranghae Ji Yeon-ssi"
"Ne oppa. Na do saranghae." jawab Ji Yeon sambil memutus telepon.
---
"Ji Yeon-ssi ayo makan. Agar kau cepat sembuh." ucap Taeyeon, kakak Ji Yeon.
"aniyo onnie. Aku tidak lapar." tolak Ji Yeon.
"Ji Yeon-ssi, bagaimana kau mau cepat sembuh kalau kau seperti ini. Ayolah makan. Sedikitt saja." ucap Taeyeon memelas.
"arraseo." ucap Ji Yeon mengalah.
"onnie, apa aku bisa meminta pertolonganmu?" tanya Ji Yeon setelah menelan sesuap bubur yang barusaja disuapkan Taeyeon kemulutnya.
"keureo. Waeyo?" tanya Taeyeon sambil mengerjapkan mata bahagia.
"tolong, jangan kau beritahu penyakitku ini ke Donghae oppa." ucap Ji Yeon, seonggok air terbendung di pelupuk matanya.
"waeyo saeng?" tanya Taeyeon terheran.
"gwaenchana, aku hanya tak mau dia khawatir dengan keadaanku. Apalagi sebentar lagi Super Junior akan show ke Singapore. Aku takut dia tidak konsentrasi bekerja karenaku." bendungan itu roboh dan air itu membanjiri wajah Ji Yeon yang tanpa celah.
"arraseo." jawab Taeyeon memeluk dongsaeng satu-satunya.
---
"Ji Yeon-ssi. Bangunn !!! " teriak Taeyeon sambil mengguncangkan tubuh Ji Yeon. Ji Yeon hanya terbaring lemah seperti tak bernyawa diatas tempat tidur.
---
"Donghae-ssi. Kau sedang sibuk? Ini aku Taeyeon." ucap Taeyeon kepada Donghae lewat sambungan telepon.
"aniyo. Waeyo noona?" tanya namja itu sambil tersenyum.
"Ji Yeon-ssi tak sadarkan diri, sepertinya dia koma." jawab Taeyeon menangis.
"mwo?? Aku akan kesana noona. Ada di rumah sakit mana kalian?" tanyanya sambil menyambar jaket di atas sofa.
"Donghae-ssi mau kemana kau??" teriak Leeteuk. "latihan belum selesai !!" lanjutnya lagi. Donghae tak menghiraukan teriakan Leeteuk. Dia hanya berlari menuju tempat parkir.
---
"Ji Yeon-ssi kenapa kau tidak pernah menceritakan ini kepadaku?" tanya Donghae mengelus rambut Ji Yeon yang terbaring lemah dikasur.
"mianhae oppa. Aku takut akan mengganggu pekerjaanmu." ucap Ji Yeon dengan suara nyaris tak terdengar.
"aku kan sudah pernah bilang. Jangan sungkan untuk meminta pertolonganku." ucap Donghae.
"aku hanya takut akan mengganggumu oppa. Kau kan sebentar lagi akan terbang ke Singapore." jawab Ji Yeon.
"gwaenchana Ji Yeon-ssi." ucap Donghae lagi.
"aah.. Oppa aku ingin memberikan sesuatu kepadamu." ucap Ji Yeon sambil membuka laci samping tempat tidurnya. Dan menarik sebuah amplop.
"apa itu?" tanya Donghae heran.
"ini. Kau harus berjanji dulu kepadaku." ucap Ji Yeon mengacungkan Amplop itu di depan wajah Donghae.
"arraseo. Cepat katakan apa ituu." ucap Donghae mencubit pipi Ji Yeon.
"sakitt." ucap Ji Yeon mengelus pipinya yang dicubit Donghae tadi. "ini hanya boleh kau buka saat aku sudah benar2 tidak ada." lanjut Ji Yeon lagi.
"mwo?? Kenapa kau harus berkata seperti itu? Kau pasti bisa sembuh." ucap Donghae lagi.
"berjanjilah." Ji Yeon mengangkat jari kelingkingnya, tak kunjung di sambut dengan Donghae. Akhirnya Ji Yeon menarik tangan Donghae dan mengaitkan kelingking Donghae ke jari kelingkingnya.
Suara dering telepon menggema di ruangan itu. Handphone Donghae berdering.
"yeobseo? Aahh.. Arraseo. Aku akan segera kesana."
"Ji Yeon-ssi berjanjilah akan sembuh. Aku tidak akan membuka amplop ini. Sekarang aku harus pergi. Besok aku harus berangkat ke Singapore. 3hari lagi aku menemuimu." ucap Donghae sambil mengecup kening Ji Yeon.
Ji Yeon hanya menatap Donghae sedih.
"oppa pergi dulu. Berjanjilah akan sembuh." ucap Donghae sebelum menhilang dibalik pintu.
---
*** Oppa, mianhae, aku tak bisa menepati janjiku. Aku tak bisa
selalu ada disampingmu. Aku akan selalu berdoa, agar kau dapat bahagia
setelah aku pergi. Aku ingin kau selalu tersenyum saat aku sudah tidak
ada disampingmu lagi. Semoga kau dapat bahagia denganyeoja lain setelah
kepergianku. Pesanku, janganlah menjadi namja yang cengeng dan manja.
Saranghae oppa. Nan neol saranghae. ****
Akhirnya surat itu terbaca juga oleh Donghae diatas jembatan sungai Han, dimana abu jasad Ji Yeon dihanyutkan di sungai itu.
"saranghae Ji Yeon-ssi. Na neol saranghae." satu tetes air mata Donghae terjatuh dan menyatu dengan air mengalir di sungai Han.
---The End :'(---